Jumat, 04 Mei 2012

6 GANGUAN MENTAL AKIBAT INTERNET DUNIA

::: 6 Gangguan Mental Akibat
Internet di Dunia ::: |-N@+| - internet telah membuat
banyak orang menjadi “gila”. Ada
orang yang lebih mencintai
internet melebihi rasa cinta
kepada pasangannya. Ada juga
orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing. Ada anak
yang lebih memilih internet dari
nasi. Dari orang dewasa hingga
anak-anak memenuhi warung-
warung internet, setiap harinya,
karena “kegilaan” terhadap internet. Berikut ini adalah 6 ancaman
gangguan mental saat kita
sedang online: 1. Gangguan kepribadian berupa
emosi yang sebentar-sebentar
meledak di saat online –
mengamuk karena mudah
tersinggung (Online Intermittent
Explosive Disorder/OIED) Orang yang mengidap gangguan
ini tampak normal pada awalnya.
Beberapa hari atau jam
sebelumnya mereka bisa saja
melakukan pembicaraan-
pembicaraan lucu atau komentar- komentar hangat. Akan tetapi
beberapa saat kemudian berubah
marah-marah dan mengumpat
disebabkan sesuatu yang
menyinggung perasaannya. Kenapa hal itu bisa terjadi di
Internet? * Kebanyakan dari kita hanya
bisa menahan hasrat untuk
melakukannya di dunia nyata,
yang apabila dilakukan mungkin
bisa membuahkan sebuah tinju ke
wajah kita. * Di Internet kebanyakan
pengguna menyembunyikan
identitas aslinya, sehingga mereka
dengan bebas mengeluarkan isi
hati dan kemarahannya tanpa
khawatir reputasinya menjadi jelek.
* Karena pengungkapan perasaan
dalam bentuk tulisan sering
terlihat datar dan tidak
menggambarkan emosi dengan
jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh
lainnya di saat tatap muka
langsung, sehingga orang
cenderung menggunakan kata-
kata yang tajam, kasar dan
keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu. 2. Toleransi rendah terhadap
kekalahan dalam forum (Low
Forum Frustration Tolerance/LFFT) Digambarkan sebagai seseorang
yang mencari-cari kepuasan
segera atau penghindaran dari
rasa sakit dengan segera. Pada
awalnya mirip dengan perilaku
anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan
akan berteriak dengan
menghentak-hentakan tangan
dan kakinya agar segera
mendapatkan apa diinginkannya. Bagi orang yang suka menulis dan
melakukan posting, sering kali
merasa bahwa postingnya sangat
sempurna. penulisnya hampir
setiap waktu mengecek masuknya
komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat
komentar-komentar miring penuh
kritik, maka dengan cepat ia akan
meluncurkan jawaban yang akan
mematahkan tanggapan itu. Jika tidak ada yang memberikan
komentar, dia akan mengirimkan
komentarnya sendiri – mungkin
dengan nama lain – untuk
meramaikan tulisannya. Kenapa hal itu bisa terjadi di
Internet? Kegiatan itu membuat kita
menjadi tidak sabaran, karena
ingin segera melihat respon
dengan dari pihak lain.
Ketidaksabaran ini meminimalkan
toleransi terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan. 3. Munchausen di Internet –
tukang cerita untuk
membangkitkan rasa kasihan
(Munchausen Syndrom) Suatu kondisi di mana seseorang
dengan sengaja membuat
kebohongan, menirukan,
menambah buruk suatu keadaan,
atau mempengaruhi diri sendiri
agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit. Kenapa hal itu bisa terjadi di
internet? Sangat mudah melakukan
kebohongan dalam kehidupan
nyata, dan sepuluh kali lebih
mudah melakukannya di internet,
karena tidak ada seorang pun
bisa memeriksa kebenaran fakta- faktanya 4. Gangguan kepribadian yang
tergoda untuk memaksa orang
lain pada saat online (Online
Obsessive-Compulsive Personality
Disorder/OOCPD) Gangguan kepribadian jenis ini bisa
dijelaskan dengan contoh kegilaan
akan tata bahasa. Ketika orang
menemukan suatu kesalahan tata
bahasa atau penulisan kata yang
keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar,
maka dia langsung menyerang dan
dengan keras memprotesnya. Kenapa hal demikian bisa terjadi
di internet? Dalam kenyataannya penderita
OCPD merasakan ketakutan yang
tidak logis terhadap dunia yang
lebih berantakan, lebih kotor dan
lebih kacau dibanding seharusnya
yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih
buruk, dan akan mengalami
kehancuran sampai ada seseorang
yang memperbaikinya. Di Internet, setelah membaca
setiap komentar-komentar, orang
normal akan menderita nasib yang
sama. Tata bahasa yang keliru,
pilihan kata yang tidak tepat,
atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda
untuk mengoreksinya. Tidak sulit
merasakan keinginan untuk
melatih diri menggunakan bahasa
yang benar 5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE)
atau penghargaan terhadap diri
sendiri yang rendah (Seperti
seseorang yang dibenci setiap
orang, tapi tidak ada yang
meninggalkannya) Di dalam kehidupan nyata ini
disebut merendahkan diri sendiri
atau perilaku pencarian perhatian. Jika sampai kepada tingkat
ekstrem, hal itu dapat berubah
menjadi Online Erotic Humiliation
atau pelecehan seksual secara
online, di mana pelecehan menjadi
sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada
seseorang agar melakukan sebuah
tindakan seksual, mungkin dia
akan menganggap hal itu penting
dan dia dengan sungguh-sungguh
akan melakukannya. Kenapa hal itu bisa terjadi di
Internet? Pencari perhatian mendapatkan
apa yang diinginkannya, dan
penghina diri sendiri mendapatkan
cukup ketegangan untuk
mengaktualisasikan dirinya yang
intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard. 6. Internet Asperger’s Syndrome Hilangnya semua aturan sosial dan
empati pada diri seseorang,
disebabkan tanpa alasan selain
hanya secara kebetulan
berhadapan dengan sebuah benda
mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu
waktu. sindrom ini adalah bentuk halus
dari autisme yang tampak berupa
ketidakmampuan biologi untuk
menunjukkan empati kepada
manusia lain, mungkin disebabkan
ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara
terus-menerus bertingkah aneh
dan mengganggu disebabkan
mereka tidak mengetahui bahwa
anda terganggu. Ada bagian dari
otak mereka yang rusak. (Beberapa kasus bunuh diri yang
direkam dengan webcam – yang
sebagian mungkin main-main –
dan dipublikasikan di Internet.
Untuk sekarang ini mungkin kita
tidak yakin bahwa hal itu benar- benar terjadi, tetapi sebenarnya
hanya masalah waktu.) Kenapa hal itu bisa terjadi di
Internet? Orang yang melakukan semua
komunikasi online mereka
menampilkan perilaku Asperger
karena mereka ingin memberikan
kesan ada kerugian yang sama
pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon
dan mimik wajah atau ekspresi
nonverbal sudah hilang, begitu
juga dengan empati. Maka hal
yang anda beritahukan hanya
kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok
kata-kata pada layar. Sekelompok
kata-kata kecil yang tidak
berarti. Nah,tidak ada larangan untuk
berinternet,akan tetapi
beriternetlah dengan
sehat,jagalah diri kita dan
keluarga agar selamat dari sisi
negatif internet. jangan biarkan diri kita
dikendalikan oleh internet,tetapi
kitalah yang harus
mengendalikannya,dengan
mengetahui batasan-batasan dan
bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batas dalam ber
internet.

Tidak ada komentar: